Kamis, 31 Maret 2011

Tafakur bila Hati Resah

oleh MQ Pagi
Apabila hati resah dan tidak tenang, sumber kegelisahan tersebut adalah dari diri kita sendiri. Masalah inti terbesarnya adalah karena kita tidak berharap pada Allah, tidak menyandarkan diri pada Alalh, tetapi lebih berharap pada manusia. Tidak pantas hati ini bersandar pada makhluk ciptaan-Nya, karena seluruh nikmat yang telah kita peroleh datangnya hanya dari Allah. Allah sudah berfirman sebagai berikut:

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan”. QS. An-Nahl (16) : 53
Kunci agar kita dapat menjadi manusia yang menggantungkan diri pada Allah adalah dengan memiliki keyakinan yang kokoh pada Allah, bahwa semua karunia datangnya hanya dari Allah. Sebagai contoh, nikmat keinginan beribadah, bersedekah, jangan merasa kebaikan yang dilakukan bersumber dari kita, niat ingin bersedekah, harta untuk bersedekah, ladang yang telah disiapkan Allah agar kita dapat bersedekah, semua sesungguhnya hanya datang dari Allah. Jangan pernah merasa diri sudah membuat kebaikan. Mari kita periksa kembali sesungguhnya kita berbuat baik untuk apa, apakah karena ingin mendapat penilaian makhluk, ingin dipuji, ingin dilihat baik, ingin dihormati, dsb, sesungguhnya hal itu yang membuat kita gelisah. Allah maha tahu apa yang ada dalam hati, karena Dia adalah penguasa alam semesta, dan maha membolak-balikkan hati. Apabila Allah ridho pada kita maka hati ini akan dibuat nyaman.
Masalah kedua pada hati yang gelisah adalah karena dosa. Kegelisahan datang dari dosa. Maka periksa apakah dosa yang telah kita lakukan. Sebaik-baik manusia pasti memiliki dosa, maka segerakan bertaubat, dan Allah lah yang berkuasa akan menolong kita, Allah dapat melihat diri kita yang sebenarnya.

Kegelisahan dan keresahan sesungguhnya bersumber dari diri kita sendiri, maka tafakuri diri setiap saat dan setiap waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar